Resensi Novel

Judul : Dilan 1990

Penulis : Pidi Baiq

Penerbit : PT. Mizan Pustaka

Jenis Buku : Fiksi

Halaman Buku :  348 halaman

Tahun Terbit : 2018


Ringkasan novel :
Pada September 1990, Milea dan keluarganya pindah dari Jakarta ke Bandung. Saat hendak masuk di sebuah SMA, Milea bertemu dengan Dilan sang panglima geng motor. Dilan tak memperkenalkan dirinya, namun dengan sangat percaya diri segera meramal kalau Milea akan naik motor bersamanya dan menjadi pacarnya. Dilan, entah bagaimana caranya, mengetahui segala tentang Milea, bahkan alamat rumah dan nomor teleponnya. Singkat cerita, Dilan merayu-rayu Milea dengan memberikan berbagai hadiah yang bermakna, misalnya buku teka-teki silang yang sudah diisi supaya "tidak perlu pusing karena harus mengisinya." Pada titik ini, Milea masih memiliki seorang pacar bernama Benni, yang ia tinggalkan secara fisik di Jakarta. Milea sendiri merasa tidak nyaman karena Benni adalah lelaki yang pencemburu dan kasar. Kepercayaan diri Dilan yang berlebih sempat membuat Nandan, sang sahabat yang juga menyukai Milea, tidak nyaman. Meski begitu, Milea mulai menyukai Dilan.

Saat kelompok Milea maju ke lomba Cerdas Cermat antar sekolah yang dihelat di kantor pusat TVRI di Jakarta, tiba-tiba saja Benni muncul ke hadapan Milea. Milea, yang sedang makan berdua saja dengan Nandan karena ditinggal teman mereka yang pergi ke kamar mandi, terlibat cekcok dengan Benni yang mengira Nandan merusak hubungan asmaranya. Benni menghajar Nandan sebelum dilerai oleh Milea. Benni mengata-ngatai Milea dengan sebutan genit berkali-kali, sehingga Milea memutuskan hubungan mereka. Benni marah besar, melanjutkan makiannya dengan menyebut Milea "pelacur". Sekembalinya ke Bandung, Milea ditelepon Benni, yang kemudian memohon maaf. Milea sudah memaafkannya, namun menolak ajakan untuk kembali berpacaran. Benni mengeluarkan lagi makian "setan" dan "pelacur", yang dibalas Milea dengan menutup telepon. Setelahnya, hubungan Dilan dan Milea makin dekat saja, walau belum pernah ada kata cinta terucap. Mereka pulang sekolah berboncengan, sesekali bergandengan tangan, dan bertelepon malam-malam. Saking dekatnya, Milea berhasil membujuk Dilan supaya tidak lagi terlibat dalam tawuran antar geng.

Milea juga membangun hubungan baik dengan bunda Dilan. Satu waktu, Milea ditunjuki kamar Dilan yang berantakan dan diajak merapikannya. Sang bunda juga menunjukkan puisi-puisi cinta yang dibuat Dilan untuk Milea.

Milea harus menghadapi Kang Adi, mahasiswa yang merupakan guru les privatnya dan sang adik. Tampak bahwa Kang Adi menaksir Milea. Dia bahkan membawa Milea mengunjungi kampus tempatnya belajar, Institut Teknologi Bandung (ITB). Ketika Dilan mengetahui bahwa Milea pergi berdua dengan Kang Adi, ia mengirim puisi kekecewaan yang membuat Milea menyesal. Milea mencari Dilan ke rumahnya dan sekolah. Di sekolah ia bertemu Anhar, salah satu rekan geng Dilan, yang sedang mabuk. Anhar kemudian menamparnya. Setelah mengetahui peristiwa ini, Dilan menghajar Anhar habis-habisan. Mereka kemudian dilerai oleh guru BP dan kepala sekolah serta siswa-siswa lain. Mereka dan Milea pun dibawa ke ruang Kepala Sekolah. Setelah meninggalkan ruangan, Dilan dan Milea menuju warung Bi' E'em, di mana mereka resmi memulai hubungan pacaran.


Keunggulan novel :
•Dapat membuat cerita lebih hidup hanya dengan dialog, karena setting tempatnya hanya sedikit dan itu tidak dijelaskan secara detail.

•Dialog yang digunakan adalah kalimat langsung, tanpa ada embel-embel “kataku”, dan bertanya dan sebagainya sehinggap bisa membuat percakapan lebih hidup dan menarik.

•Bahasa yang digunakan begitu sederhana, tidak norak, namun dapat terasa nuansa romantisme nya.

•Meski bukunya lumayan tebal, tulisannya cukup besar sehingga lebih mudah untuk dibaca.

•Membuat kita bernostalgia ke zaman masa-masa SMA.

•Adanya ilustrasi yang dapat membuat pembaca berimajinasi tanpa batas.


Kelemahan novel :
•Deskripsi mengenai tokoh kurang detail, sepeti tinggi, rupa wajah warna kulit.

•Tidak konsisnten di dalam penggunaan gaya bahasa seperti gak, engga.

•Akhir dari buku ini yang menggantung (meski bukan benar-benar yang terkahir, mengingat adanya buku yang kedua tahun 1991), tapi tetap membuat penasaran.

•Beberapa humor terasa garing dan terkesan seperti dipaksakan.

I Gde Aryo Jonathan
XI IPS 2 / 13
TUGAS BAHASA INDONESIA



Comments

Popular posts from this blog

Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa

Generasi Z Bersumpah Pemuda